Selasa, 22 September 2020

Aku

Namaku Bunga Kusuma, usiaku akan beranjak 28 tahun, 5 hari yang lalu aku baru saja meniupkan lilin angka ganjilku di tengah malam dengan diriku sendiri tentunya.

Sudah semenjak 2 tahun belakangan ini aku hidup sendiri. Suami dan putriku meninggalkan aku dan tak bisa kembali lagi kerumah kami yang sejuk ini karena Tuhan lebih sayang mereka. Sekarang tak sejuk lagi seperti mereka di dekatku, mereka malaikatku.

Selama kurang lebih 6 bulan aku merenungi diriku, terkadang aku bertanya 'Apa Tuhan tak percaya lagi padaku?', 'Tuhan capek ya melihat aku yang kurang bersyukur ini?'. Masih banyak yang ingin ku pertanyakan ke pada Tuhan tapi terlebih aku sadar aku ini hebat sehingga diberi sedemikian rupa.

"Tittttt..."

Bel kantorku telah berbunyi nyaring menandakan jam pulang kerja. 

Oh iya, aku kerja di salah satu perusahaan tekstil. Pekerjaan yang cukup aku dambakan semenjak aku duduk di bangku SMA. Aku berjalan santai di koridor perusahaanku menuju parkiran sepeda motorku, aku tersenyum ramah dengan karyawan lainnya.

Hingga aku tiba di parkiran, aku kemudikan sepeda motorku dengan hati-hati tapi pasti. Perjalanan kantor dari rumah ku memakan waktu 45 menit, sejenak pertanyaan-pertanyaan di otak ku berputar kembali mengapa hidupku selalu di tinggalkan. 

Aku tetap mengemudikan motorku, tanpa sadar...

"Brukkkk..."

Aku menabrak bocah perumpuan dengan rambut terurai hitam legam. Aku datangi bocah yang tersungkur di jalan itu, ku balikan tubuhnya, ku tatap wajahnya lekat.

Benar-benar dia putri ku...

Apa maksudnya ?


..TAMAT..

Senin, 13 Juli 2020

Selamat datang Kematian






Ku lihat jam weker tepat dinakas sebelah ranjang tidurku.
"Wahh wahh gila ini, kok sudah jam 11 siang ajasih"

Aku terkejut, tiba-tiba sudah jam 11 saja sih padahal hari ini hari senin, kali pertama aku memijakkan kaki disekolah baru ku yang seharusnya aku memakai rok abu-abuku untuk pertama kali nya, tapi gagal karena aku sudah telat bangun. Atau aku pergi saja kesekolah? tapi itu dengan jelas memperlihatkan otakku yang bodoh.

Sudahlah aku tidur saja lagi.

 20.32 WIB

Aku merasa cacing dalam perutku sudah berdemo minta di isi dengan asupan, dengan cepat aku bergegas mengambil jaketku guna menutupi baju putih tipisku aku segera pergi mencari mamang nasi goreng.
Sesampainya aku di pedagang kaki lima yang menjual nasi goreng, dengan satu kali tarikan nafas aku menyebutkan apa yang aku ingin beli. Tidak lama dari itu mamang sudah memberikan bungkusan nasi itu, karena aku memintanya dibungkus aku mau makan dirumah saja, tempat ini terlalu ramai bagi ku.

Aku berjalan santai menuju rumah kecilku di ujung komplek ini

"HAAH..."
Astaga aku terkejut rasanya juga ingin memuntahkan semua isi perutku, mataku terbelalak lebar rasanya aku ingin berlari kencang dari tempat ini tapi kakiku tidak bisa diajak berkompromi seakan-akan membeku ditempat ini.
Dia mulai menatapku tajam, perlahan arah kakinya menuju dimana aku berada.
Apa mungkin dia mendengarku tadi?

"Hey Cantik.. kau melihatku dengan jelas ya?" sejak kapan dia sudah berada tepat di depanku.

Fix.. Dia benar-benar bicara padaku, ku pandang dari ujung rambut coklatnya yang gondrong, mata hitam legam yang tajam , kulitnya yang putih pasih, bibir merah muda nya sedikit menggoda sebenarnya.
Tapi semua itu sirnah, aku melihatnya tadi dia benar-benar membunuh seorang wanita, ditusuknya dengan gunting sepengelihanku, di gores-goresnya perut gadis itu dengan pisau kecil yang di genggamnya, sekali lagi aku kedipkan mataku ia menjambak surai panjang gadis itu tanpa iba.

"Hari ini kau bebas sayang, waktumu bernafas tinggal sedikit bersiap-siaplah hingga besok pukul 21.45 tidak lebih tidak kurang, kau akan bertemu dengan Tuhan"

Mataku mulai memanas, otakku berhenti berfikir.

~TAMAT~



Patah Hati

Napasku memburu Peluhku bercucuran Rasanya kakiku sudah mati rasa Ingatanku kembali berputar tanpa henti. "Nintaaa, bangun kau harus ke...